Tuesday, January 31, 2017

Situs Tulang Bawang Kabupaten Kendal




Dari Ngalap Berkah Hingga Judi Togel

SUNGGUH pagi itu suasana di sekitar hutan jati kawasan Boja Kendal masih sangat sangat sunyi. Hanya ada beberapa sepeda motor dan mobil bak terbuka yang melintas di jalan raya Boja – Kendal ini.


Menuju situs, dari pinggir jalan sudah terpampang papan nama situs Tulang Bawang ini.  Jalanannya menurun tajam menembus hutan jati yang sudah dibeton. Saya pikir turunnya jauh, namun ternyata hanya 500 meter – an dari jalan raya utama. Benar saja, begitu sampai lokasi, hanya ada beberapa orang  yang berkunjung, Mungkin saat itu masih sangat pagi, karena jarum jam di tangan baru menunjukkan pukul 5.30 WIB.





Petilasan tulang bawang merupakan salah satu  dari 14 situs budaya yang terdapat dalam wilayah hutan KPH Kendal,  terletak pada petak 15f RPH Darupono BKH Boja, masuk wilayah administratif desa Darupono Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal. Lokasi situs tersebut merupakan LDTI  (Lapangan Dengan Tujuan Istimewa ) dengan luas 0,2 hektare. 

Berdasarkan legenda masyarakat Desa Darupono, situs Petilasan Tulang Bawang dipercaya sebagai tempat peristirahatan Kyai Tulang Bawang, Yakni seseorang pengembara pada masa lalu yang datang ke Desa Darupono, kemudian membuka areal persawahan di Desa tersebut.

Di Desa Darupono pada zaman dahulu sulit untuk memperoleh air karena tidak adanya sumber-sumber air terdekat yang memadai. Di sekitar lokasi persawahan yang dahulunya dibuka oleh Tulang Bawang terdapat parit yang diyakini sebagai jejak peninggalan dari Tulang Bawang. Pada parit tersebutlah Tulang Bawang mengalirkan air dari sumbernya pada petak 56 RPH Trayu BKPH Boja untuk mengaliri sawah yang digarapnya. Sebelum memperoleh sumber mata air tersebut ,
Tulang Bawang bernadhar bahwa akan menyembelih kambing yang pada bagian tubuhnya (dari punggung hingga perut) berwarna putih (wedus kendih), bilamana memperoleh air untuk mengaliri sawah di Desa Darupono. Pada saat nadharnya terwujud, Tulang Bawang kemudian menyembelih seekor kambing (wedus kendih) sebagai rasa syukur, di tempat yang sekarang ini dipercayai sebagai petilasannya.

Bagi sebagian besar penduduk Desa Darupono, situs Petilasan Tulang Bawang dianggap sebagai tempat yang sakral dan bahkan dikeramatkan. Hingga saat ini tempat tersebut sering kali dikunjungi oleh penduduk desa sekitar, bahkan ada yang datang dari daerah lainnya, antara lain : Magelang, Brebes, dan Tegal. Pada hari-hari tertentu, seperti malam Selasa dan Jumat Kliwon tempat ini ramai didatangi oleh pengunjung yang ingin meminta berkah”Ngalap Berkah” dan petunjuk “Wangsit”.

Bagi warga setempat yang akan melangsungkan hajatan berupa sunatan atau pernikahan, biasanya akan melakukan syukuran dengan menyediakan sesajen di lokasi situs Tulang Bawang, bahkan ada yang memasak hidangan di lokasi situs tersebut. Sebagian besar penduduk Desa Darupono mempercayai bahwa situs Petilasan Tulang Bawang merupakan tempat yang harus tetap dijaga kelestariannya dan tidak boleh melanggar beberapa pantangan, antara lain menyelah air yang digunakan untuk memasak karena acapkali keruh atau manakala niat sudah tercapai tetapi lupa memberikan sesajen, Bilamana melanggar pantangan diyakini akan mendatangkan kesialan berupa penyakit dan bahkan ada yang menjadi terganggu kesadarannya/ sakit ingatan.

Situs tulang bawang ini pada malam Selasa dan Jumat Kliwon  selalu ramai dikunjungi peziarah dengan maksud dan tujuan tertentu. Bahkan bagi orang yang mempercayainya, dengan ritual tertentu di sumber mata air yang tidak pernah kering yang ada di lokasi objek situs ini konon dapat memberikan angka-angka yang jitu untuk “Togel Singapura” maupun “Togel Hongkong”. Konon Judi yang dilarang di Indonesia ini buka setiap hari, oleh karena itu masih ada saja orang-orang yang berkunjung ke situs ini untuk meminta nomer “Togel” pada yang mbaurekso situs ini. Orang-orang yang menginginkan kekayaan dalam sekejap tanpa mau bekerja keras ternyata masih banyak kita temui di masyarakat kita.

Bagi sebagian orang, mungkin tempat wisata seperti ini kurang menarik, namun setidaknya keberadaan situs ini semakin melengkapi keragaman tempat wisata yang dimiliki oleh Perum Perhutani.  (Sumber Majalah Duta Rimba)

No comments:

Post a Comment