Sifat istri shalihah bisa
kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya :
Satu
Penuh kasih sayang,
selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri
kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak
anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia
mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya
berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam
Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani
rahimahullah, no. 287)
Dua
Melayani suaminya
(berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur,
pakaian, dan yang semacamnya.
Tiga
Tidak memberikan Kemaluan
nya kecuali kepada suaminya.
Al Quran :
“Perempuan yang berzina dan
laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus
dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat,
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman. (an-Nuur: 2-3).
“Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32)
“Dan orang-orang yang tidak
menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia
akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,” (al-Furqaan: 68-69).
“Hai Nabi, apabila datang
kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa
mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina,
tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka
ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam
urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan
kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha
Penyayang,” (al-Mumtahanah: 12).
HADIS :
Diriwayatkan dari Abu
Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tiga jenis orang yang
Allah tidak mengajak berbicara pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak
melihat kepada mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih: Orang yang berzina,
penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong,” (HR Muslim [107]).
Diriwayatkan dari Abu
Hurairah r.a, bahwasanya Rauslullah saw. bersabda, “Tidaklah berzina seorang
pezina saat berzina sedang ia dalam keadaan mukmin,”
Masih diriwayatkan darinya
dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika seorang hamba berzina maka keluarlah
darinya keimanan dan jadilah ia seperti awan mendung. Jika ia meninggalkan zina
maka kembalilah keimanan itu kepadanya,” (Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad
bin al-Aswad r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya,
“Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya
telah mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda,
“Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih
ringan daripada ia berzina dengan isteri tetangganya,” (Shahih, HR Bukhari
dalam Adabul Mufrad [103]).
Empat.
Menjaga rahasia-rahasia
suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan
suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di
sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan
wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi waalaihi wa sallam bersabda:
“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan
yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara
manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam
Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan
hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
Lima
Selalu berpenampilan yang
bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan
menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku
beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu
istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan
mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu
Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih
3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Enam
Ketika suaminya sedang
berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan
melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’
(bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya
mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal
bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang
bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no.
1026)
Tujuh
Pandai mensyukuri
pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku,
ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang
bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab:
“Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya.
Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara
mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak
berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu
kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Delapan
Bersegera memenuhi ajakan
suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan
tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu
si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga
sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436).
9. Melegakan hati suami bila
dilihat. Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa
kepada Allah SWT, maka tidak
ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya,
selain istri yang shalehah.
Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila
dilihat, ridha bila diberi
yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan
suaminya, ketika suaminya
pergi.” (HR Ibnu Majah).
Sepuluh
Amanah. Rasulullah
bersabda, ”Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang lelaki), yaitu: pertama,
mempunyai istri yang shalehah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu
tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu …” (HR
Hakim).
Sebelas
istri shalehah mampu
memberikan suasana teduh dan ketenangan berpikir dan berperasaan bagi suaminya.
Allah SWT berfirman, ”Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan
pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh
ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan
tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.”(QS Ar Rum [30]: 21).
Demikianlah Istri shaleha
itu menurut Kitab Suci Al Quran dan Hadis2 sahih….
semoga Anda termasuk di
dalam nya….
No comments:
Post a Comment