Monday, September 17, 2012

BUKU CATATAN AYAH


Ayah dan ibu sudah menikah 30 tahun & Michael tidak pernah melihat mereka bertengkar.

Bagi Michael, perkawinan ayah & ibu menjadi teladan baginya. Setelah menikah, dia dan istrinya sering bertengkar karena hal-hal kecil.

Ketika pulang ke rumah ayahnya, Michael menuturkan keluhannya pada ayahnya. Ayahnya mendengarkan kemudian masuk ke kamarnya, dan keluar dengan mengusung buku-buku & ditumpuknya di depan Michael.

Sebagian buku sudah kuning, kelihatannya sudah disimpan lama. Dengan penuh rasa ingin tahu Michael mengambil satu buku itu. Tulisannya benar tulisan ayahnya, agak miring dan aneh, ada yang jelas, ada yang semrawut, bahkan ada yang tulisannya sampai menembusi beberapa halaman.

Michael membaca halaman2 buku itu. Semuanya merupakan catatan hal-hal sepele, “Suhu udara berubah jadi dingin, ia mulai merajut baju wol untukku. Anak-anak berisik, untung ada dia.”

Semua itu catatan kebaikan dan cinta ibu kepada ayah, cinta ibu kepada anak-anak dan keluarga. Matanya berlinang air mata. Michael mengangkat kepala, dengan haru dia berkata pada ayahnya, “Ayah, saya sangat kagum pada ayah dan ibu.”

Ayahnya berkata, “Tidak perlu kagum, kamu juga bisa.”

Ayah berkata lagi, “Menjadi suami istri selama puluhan tahun, tidak mungkin menghindari pertengkaran. Ibumu kalau kesal, suka cari gara-gara, melampiaskan kemarahannya dan ngomel. Dalam buku aku tuliskan yang telah ibumu lakukan demi rumah tangga ini. Seringkali hatiku penuh amarah waktu menulis, kertasnya sampai sobek, tembus oleh pena. Tapi aku terus menulis semua kebaikannya. Aku renungkan, akhirnya emosi itu lenyap yang tinggal semuanya kebaikan ibumu.”

Michael mendengarkan, lalu bertanya, “Ayah, apakah ibu pernah melihat catatan ini?”

Ayah tertawa dan berkata, “Ibumu juga memiliki buku. Bukunya berisi kebaikan diriku. Sering kami saling bertukar buku & saling menertawakan. Ha…ha…ha…”

Tiba-tiba Michael sadar akan rahasia pernikahan, "Mencintai itu sangat sederhana. Ingat dan catat kebaikan pasangan. Lupakan dan maafkan segala kesalahannya."

Kisah inspiratif dari  SL-BOOKS

No comments:

Post a Comment