Monday, July 9, 2012

IBU,....DALAM HENING MALAM, KURANGKAI NAMAMU

Ibu . . .
Mulianya engkau yang telah izinkan aku lahir dari rahimmu.
Aku hanya bayi lemah ketika itu,
Namun dengan Nafas hidupmu . . .
Engkau Basuh jiwa ini dengan berjuta kasih.

Lihatlah aku ketika itu,
Hanya bisa tertawa dan menangis . . .
Aku tak mengerti jerit jiwamu ketika itu,

Aku tak tau Ibu . . .
Ketika malam yang dingin,
Engkau berikan selimutmu dan dekap indahmu tuk lelap kecilku . . .

Aku tak tau Ibu . . .
Ketika lelah hinggapi engkau,
Aku menangis mengusik lelahmu . . .

Inilah aku yang hanya menangis dan menangis,
Namun tetap senyum kasihmu hadir menyapaku . . .

Dulu aku tak mampu jauh darimu,
Aku lemah ketika tiada engkau disisiku . . .
Aku cengeng,
Aku manja Ibu . . .
Sungguh begitu sabar engkau kuasai jiwaku.

Ketika aku beranjak dewasa . . .
Aku tak mengerti lelahmu,
Hanya tawa yang kucari.
Aku acuhkan tiap kata yang kau titipkan . . .

Ibu,
Sungguh aku sadar ketika itu . . .
Aku kerap memintamu mengabulkan permintaanku.

Lihatlah Ibu . . .
Penuh kesabaran hadapi ocehanku, 
Ikhlasmu takkan mampu terlukis ketika itu.

Ibu,
Maafkan Aku . . .
Ketika aku telah dewasa,
Aku dengan segala egoku.
Kembali acuhkan kata yang kau titipkan . . .

Aku bahkan telah berani membentakmu,
Dengan kata-kata yang kuasai emosiku.
Aku lukai engkau dengan nada kasar itu . . .

Namun,
Tetap pintu maafmu terbuka mendekap khilafku.
Kini ketika aku telah mampu menafkahi jiwa,
Waktu kerap jadikan aku lupa padamu . . .
Hingga Engkau renta,
Aku tetap setia dengan sejuta senyum hampa . . .

Ampunkan aku ibu,
Anakmu yang tak mengerti begitu rindunya engkau terhadapku.
Maafkan Aku ibu,
Anakmu yang segaja tak membalas pesanmu . . .
Aku batalkan janjiku memelukmu,
Karena kesibukanku . . .

Aku dengan tawa dan Hura ketika itu,
Lupakan engkau yang terbaring menunggu kedatanganku.
Pantaskah aku disebut buah hatimu ? ? ?

Ya Tuhan,
Aku telah sia-siakan nafasnya . . .
Aku telah lalai menyapa jiwanya,
Ampunkan Aku Tuhan,
Ampunkan Dosa Ibuku . . .

Kini kutau rindu ini tak bertepi untuknya,
Jiwa ini memang lemah tanpanya . . .
Aku rela disebut manja dan cengeng,
Asal aku rasakan kembali pelukan itu . . .

Tuhan,
Kembalikan Cahaya jiwaku.
Cahaya Jiwa yang dulu aku miliki . . .
Cahaya Jiwa yang ia hembuskan ketika aku dikenalkan Cara menyebut nama-Mu . . .

Ibu,
Dalam Hening rinduku . . . 
Derai tangis tak kuasa kubendung.
Maafkan Anakmu,
Sepucuk Surat yang kurangkai Indah dengungkan namamu.

No comments:

Post a Comment