Sunday, September 19, 2010

Kata Penyejuk Hati saat Resah

Anda pasti bisa apabila anda berpikir bahwa anda memang bisa (Dr. Norman Vincent Pale, (Buku : The power of positive Thingking)


Mulailah anda berpikir bahwa anda sanggup, lalu cobalah berkali-kali, maka anda akan meyadari bahwa betul-betul anda memang sanggup (Dr. Norman Vincent Pale, (Buku : The power of positive Thingking)

Orang yang tidak mempunyai masalah kehidupan adalah orang mati (Dr. Norman Vincent Pale, (Buku : The power of positive Thingking)


MERUBAH ORANG LAIN ?
Percuma saja seseorang yang memulai hubungan dengan orang lain yang disertai niat untuk merubah orang lain tersebut.
Menerima seorang pria sebagai mana adanya, berarti kita menerimanya sebagai manusia biasa. Mungkin saja ia memiliki kekurangan, tapi mungkin saja ia memiliki kelebihan. Dengan berbuat begini, kita bukan hanya menerima dia sebagai mana adanya, tapi kita juga mengakui haknya untuk tetap menjadi dirinya sendiri. Kita bukannya tidak melihat kelemahan-kelemahannya, namun kita menerima dia sebagai sesuatu yang wajar.
Menerima dia sebagai adanya dia, bukab berarti kita menerimanya dengan toleransi, melainkan dengan KEIKHLASAN. Tolerensi dapat membuat kita MERANA, karena seringkali dilakukan dengan rasa PENGORBANAN. Sedangkan keikhlasan memberikan kebahagiaan, karena kita memberikan pengertian dengan ketulusan. (Dr. Norman Vincent Pale, (Buku : The power of positive Thingking)


Jangan biarkan satu kesalahan apapun untuk melunturkan kepercayan anda terhadap diri anda, tariklah pelajaran dan manfat dari kesalahan itu. (Dr. Norman Vincent Pale, (Buku : The power of positive Thingking)


Ujian hidup ini tidak pernah bermaksud untuk menghancurkan kita, melainkan untuk mengembleng kita keluar lebih cemerlang lagi (Dr. Norman Vincent Pale, (Buku : The power of positive Thingking)

Hindari 3 jenis kelemahan : KEKURANGAN, KEHILANGAN DAN KETERBATASAN (Dr. Norman Vincent Pale, (Buku : The power of positive Thingking)


Peganglah teguh bayangan sasaran hidup anda itu dan janganlah lepaskan bayangan itu sebelum ia menjelma menjadi sebuah kenyataan (Dr. Norman Vincent Pale, (Buku : The power of positive Thingking)

Jangan membuang barang semenitpun untuk memikirkan orang-orang yang tidak kita sukai (EISHENHOWER)

Selama masih hidup, masih ada harapan (ERAMUS)

Kalau tidak bisa menjadi MATAHARI jadilah BINTANG, sebab yang mengukur kalah atau menang bukan besar atau kecilnya, tetapi WAJAR atau TIDAK. (Mbox)

Kenalilah perasaanmu dengan baik, tariklah batas yang jelas antara CINTA dan PERASAAN LAIN. Persiapkanlah dirimu untuk menerima kecewa apabila kamu ingin melewati batas itu. (MBOX)

Sulit bukan berarti tidak mungkin (MBOX)

Kemauan tak pernah terbatas, tapi kemampuanlah yang terbatas (MBOX)

Bersaing dengan masalalu adalah hal yang sia-sia (MBOX)


Diantara dua pilihan yang sama besar, pasti ada salah satu yang terbesar, yakinlah pada pilihan itu dan buang jauh-jauh pilihan yang satunya (MBOX)

Bertahan dan tekun menantang kesulitan dengan TIDAK BERKEPUTUSAN, mungkin tidak banyak orang yang bisa melakukannya. (GOETHE)

Kuasai jalan pikiranmu, maka kamu akan sanggup melakukan apa saja dengan pikiranmu itu (PLATO)

Barang siapa takut menghadapi kesukaran, selamanya dia tak akan maju (HORNE)


Katakanlah secara diam-diam kepada diri anda; "Saya telah ditakdirkanuntuk dapat menanggulangi setiap keadaan". (ANDREW CARNEGIE)

Bila anda mengatakan "Sesuatu itu tidaklah mungkin terjadi", maka pada saat itu pula anda telah ketinggalan zaman, oleh karena telah ada orang lain yang sedang melakukannya. (HARRY EMERSON.F)

Kita punya 40 JUTA alasan untuk membenarkan kesalahan kita, akan tetapi tidak ada satupun yang bisa membenarkan kita. (RUDYARD KIPLING)


Hal-hal kecil memang tidak mengesankan, tetapi mereka memberi kedamaian (BERNANOS)

Wanita lebih bijak dari pria, karena mereka tahu lebih sedikit, tetai mengerti lebih banyak (james stephens)

Dapatkan kamu ceritakan kapan dan dimana perang paling berani dilakukan ?
Didalam peta dunia tak akan kamu temukan, karena perang itu dilakukan oleh ibu-ibu yang melahirkan anak-anaknya. (JOAQUIN MIELER)

Teladan itu turun ke bawah, bukan naik ke atas (JOUBERT)

Aku tak pernah bertanya kapan aku mati, tetapi aku selalu bertanya berapa banyak yang dapat aku lakukan selama aku masih hisup (WASHINGTON)

Tiga orang dapat menyimpan rahasia dengan ketat, apabila diantara ketiga orang tersebut, dua orang MATI. (Anonimous)



Apa Harapan Itu Masih Ada ?

Langkah ini selalu saja terkeok-keok oleh harapan yang selalu saja terputus ditengah jalan, harapan itu tidak seperti harapan yang selalu muncul saat aku tidak sedang menjalaninya.

Kenapa harapan-harapan itu tidak mulus saja sesuai keinginanku, sehingga kami bisa nyaman menjalani kehidupan ini secara normal, tidak terlalu harus mulus sekali, paling tidak kami tidak terkeok-keok seperti saat ini. Padahal apa yang kulakukan saat ini sudah kurubah bukan seperti aku sebelumnya, aku sudah tidak terlalu perduli perasan orang lain seperti sebelumnya yang menjadikan aku seperti terkurung oleh segala kebaikan yang sebenarnya aku sendiri tak sanggup untuk melakukan kebaikan itu, padahal aku sendiri terpaksa melakukan kebaikan itu karena aku ingin menjaga apa yang mereka nilai tentang aku.


Sekarang kurubah semua yang ada, kuhilangkan perasaan yang mengangguku untuk bersikap lebih pada orang lain, kucoba tak terlalu perduli akan penilaian orang lain tentang diriku,.... tapi ternyata tempat dan suasana yang beda membuat harapan itu tetap harus terkeok-keok menghampiriku.


Tuhan, tunjukan jalanku agar aku bisa menyeimbangkan kehidupan ini sebagaimana mestinya, tidak harus menyakiti orang terlalu dalam, namun kamipun tidak tersiksa seperti ini.
Tunjukan harapan yang sesuai dengan bayanganku walau tidak utuh seperti bayanganku, paling tidak tidak jauh meleset dari bayanganku tentang sebuah HARAPAN.

Semoga ENGKAU selalu ada dalam setiap harapan kami,... amien


Cikawung, 19 September 2010

Mengatasi Stress

Bukan beban berat yang membuat kita stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut. Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?"Para siswa menjawab mulai dari 200gr sampai 500gr. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya. " kata Covey.
"Jika saya memegangnya selama 1menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1jam,lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."
"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." Lanjut Covey "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengakatnya lagi".Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. ..!!

Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita... Tetap Berharap ...

Kutipan : Dari Milis tetangga...

Paradigma Baru,... Ala Pencari Kayu Bakar

Paradigma baru, sering kita dengar kata itu terutama bagi seorang pemimpin perusahaan atau para birokrat-birokrat dengan program-program perubahan pola pikirnya yang katanya untuk kemajuan perusahaan atau instansinya.

Paradigma secara gampangannya menurut orang kecil seperti kita mungkin semacam perubahan
, gak jelas ke arah baik atau malah menghancurkan ?

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku.

Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktek yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual.


Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik).


Ada yang mengelitik hati saya saat ada yang mengatakan "Paradigma Baru",... ketika itu ada pencari kayu bakar di hutan, ketika dicegat petugas dan diperiksa dengan tuduhan adalah kayu-kayu itu merupakan hasil nebang pohon, trus terjadi dialog kira2 sbb :


PKb : Saya gak nebang pak Polhut, dapat nemu kayu roboh yang ditebang orang, gak tahu yang nebangnya siapa
Polhut : bohong, kemarin ditebangnya sama bapak nya ? trus sekarang diambil ?


Pkb : Sumpah, bukan saya
Singkat cerita lain waktu petugas memergoki pencari kayu bakar tersebut sedang menebang pohon dan langsung ditangkap, terjadi dialog :
Polhut : Nah kan bapak yang nebang ? mau ngebohong ya, hayo ikut ke kantor polisi ?


PKb : maaf pak, soalnya susah cari kayu bakar kering di hutan,... jadi terpaksa nebang, buat masak pak ! Maklum orang miskin.
Polhut : Kenapa atuh caranya begitu ? sama aja mencuri pohon !


PKb : ya disini mah sekarang modusna begitu pak,... paradigma baru
Polhut : Apa paradigma baru itu ?


PKb : rubah cara pak ?


Maksud penulis mengutip dialog diatas adalah ingin menyampaikan bahwa paradigma baru yang diusung oleh siapapun itu tetap tidak boleh melanggaran aturan-aturan yang ada sepanjang aturan tersebut belum dirubah.


Seorang pemimpin bila mengenalkan "PARADIGMA BARU" mestinya mengenalkan konsep dulu, setelah itu baru mengeluarkan kebijakan tentang perubahan itu untuk selanjutnya baru disosialisasikan sebagai PARADIGMA BARU yang harus diikuti oleh seluruh komunitas perusahaannya.


Sebaliknya PARADIGMA BARU itu dijalankan dengan tanpa dasar apapun tetapi komunitas perusahaan harus memahami paradigma-nya itu, itu namanya KESEWENANG-WENANGAN / tidak jauh beda dengan DIKTATOR. Sementara peraturan-peraturan yang mengikat masih tetap ada dan harus dijalani oleh komunitas perusahaan sehingga akan terjadi tabrakan antara peraturan yang masih berlaku dengan paradigma baru yang belum jelas arahnya dan payung hukumnya tersebut. Apalagi di perusahaan BUMN bukan perusahaan pribadi.


Seorang pemimpin mempunyai pembantu-pembantu berbagai bidang sebagai sarana untuk menyerap saran dalam mengambil sebuah kebijakan dan harus memahami kebijakan yang lebih tinggi dari kepemimpinan ybs.
Bagaimana menurut anda ?

Diposting di Blog lamaku  tgl 19 Desember 2009   dk-rizal.blogspot.com

Doa Kami (Orangtuamu)

TUHANKU,
     Kalau anak kami tumbuh dan dewasa menurut kodrat-MU,
     berilah dia jalan yang lurus ……
     jalan lurus panjang yang tidak mulus, tapi keras dan berbatu-batu
    sehingga kakinya kukuh dan kuat untuk melangkahi zaman yang semakin keras ini

    Janganlah ia diberi banyak kemudahan-kemudahan
    apalagi kalau kemudahan-kemudahan itu ……
    ia dapatkan disebabkan oleh bayang-bayang kami sebagai orangtuanya.
    Berikanlah kepadanya tantangan dan kerumitan
    sebatas ujung kemampuan daya tahannya …
    sehingga, kalau ia berhasil nanti, itu adalah disebabkan oleh keringat dan kegigihannya sendiri.

TUHANKU,
Berilah anak kami keberanian, namun keberanian yang tidak menakutkan orang lain
jadikanlah ia sahabat oleh semua sisi,……baik sisi tumpul, maupun sisi tajam
biar terkadang ia tergores atau terluka sekalipun,
karena dengan itu ia kenal dengan merah darahnya,
kenal dengan perihnya luka.

TUHANKU,
Jadikanlah anak kami menjadi orang yang bisa merasakan perasaan banyak lapisan
namun, janganlah ia jadi sentimentil …
biar sedikit saja KAU sisakan persediaan air mata pada matanya
Matanya harus nyala, … tak mudah silau oleh cahaya
tak mudah pula terkantuk karena kekelaman


Jauhkan dari anak kami rasa sombong
kalaupun kami orangtuanya nanti adalah orang yang berpengaruh
janganlah ia pergunakan pengaruh kami untuk mencapai tujuannya …
biarkanlah ia mandiri !?!!

Kenalkan kepadanya rasa kalah
sebelum ia sempat merasakan rasa menang.
kenalkan kepadanya rasa pahit …
sebelum ia kenal dengan rasa manis.

TUHANKU,
Kalau ia kelak berhasil pula menjadi Pejabat Tinggi di negeri ini …
semoga jabatannya lebih tinggi daripada apa yang pernah kami jabat sekarang ini
akan tetapi sekali lagi, … itu ia dapatkan haruslah dengan prestasi.
tidak dengan toleransi, …… Tidak demi pertalian historis …………… yang melahirkan basa-basi.

TUHANKU,
Jangan berikan anak kami kesenangan yang berlebih-lebihan
namun jangan pula ia teraniaya dalam penderitaan.
kalau ia memperoleh kesenangan, haruslah terlebih dahulu ia menunduk ke bumi.
ingatkan padanya, masih banyak orang yang tak beruntung dan melata di muka bumi ini.

Ingatkan pula padanya,………
bahwa keberuntungan atau kesenangan itu lebih nikmat kalau dibagi
dibanding membagi kerugian……………
seperti yang hamba sampaikan tadi, ………
kesenangan itu tentulah ia peroleh dengan keringatnya pribadi……


Jauhkanlah dari anak kami kelalaian yang akan merugikan orang lain
andaikan ia menjadi Hakim, ………
janganlah oleh karena kelalaiannya, orang menjadi teraniaya.
Biarlah, kalau karena kelalaiannya, ia “tanpa sengaja” melepaskan seratus orang bersalah,
daripada karena kelalaiannya, ia tanpa sengaja menghukum seorang yang tak bersalah………

Dan tentu saja anak kami bukan seorang malaikat,
orang terbebas dari dosa dan kekhilafan.
Namun demikian, janganlah lebih banyak pula dosa dan kekhilafan yang ia perbuat
dibanding kebajikan.
Yang paling penting, ia haruslah orang yang percaya pada ENGKAU ………
Tuhan Yang Maha BESAR.
Amiiin…..

Dikutif dan dimodifikasi dari pujangga Italia

diposting 24 Oktober 2009  diblog lamaku dk-rizal.blogspot.com

Renungan (Waktu Tak Kan Pernah Mundur)

Jarum jam itu dari detik ke detik terus berjalan..... 60 kali detakan menjadikannya satu menit, diikuti jarum-jarum yang lainnya, sampai akhirnya jarum-jarum tersebut akan berubah satu demi satu angka dalam kalender, sehingga terpaksa kita harus rela merobek satu demi satu lembaran kalender kita,.... sebagus apapun foto dalam lembaran kalender kita itu.

Ingin rasanya kita melihat atau merasakan jarum jam itu berjalan mundur.... ternyata dari sejak berabad-abad dulu jarum jam itu tidak pernah berhenti satu detikpun, apalagi berjalan mundur rasanya sesuatu hal yang tidak mungkin. Walaupun kadangkala ingin rasanya itu terjadi sehingga kita bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan kita di masa lalu.... tetapi dengan angkuhnya jarum jam itu tetap berjalan tak perduli apapun kesalahan kita dimasa lalu.

Bersama detakan jarum jam, nyanyian kehidupanpun terus berdendang mengikuti tangga nada kehidupan yang berubah-ubah...............
Kadang kala terdengar nyanyian sendu,... nyanyian suka ria,..... nyanyian sedih, nyanyian romantis,..... atau mungkin nyanyian rindu dan kangen.

Jarum jam tak pernah mundur mengajarkan kepada kita bahwa kita tak mungkin kembali ke masa lalu,.... sehingga APAPUN MASA LALU KITA..... SEBESAR APAPUN KESALAHAN KITA.....
TETAP BEGITU DAN AKAN TERUS BEGITU

Sementara kita sadari pula nyanyian kehidupan akan bergema sesuai dengan tangga-tangga nada berdasarkan suasaa hati kita.... atau kita buat not demi not yang sesuai dengan keinginan dan rencana kita sehingga akan tercipta LAGU KEHIDUPAN YANG INDAH sesuai dengan harapan kita.

Banjaran, 7 Oktober 2009

Belajar Hidup Dari Pohon Jati



Pohon jati mempunyai filosofi yang sangat mendalam dan sangat relevan untuk dapat kita terapkan untuk melengkapi renungan dalam jiwa  kita.
Biji Keras menghasilkan Kayu yang kuat (Kelas Kuat I dan Kelas Awet II).  Biji merupakan awal mula (dasar) tumbuhnya sebuah pohon jati. Makin bagus biji yang kita tanam maka makin bagus juga kualitas pohon Jati yang akan kita dapatkan.
Begitu juga dalam kehidupan, kita harus mempunyai dasar yang kuat, untuk tahu memposisikan diri kita sebagai mana mestinya Minimal kita harus mempersiapkan mental untuk berani keluar dari zona nyaman dan meruntuhkan blocking/tekanan mental kita, Selain itu kita juga harus siap mental jika sewaktu-waktu kita harus jatuh ataupun mengalami kemunduran, jangan sampai hal tersebut merontokan mental kita, akan tetapi sebaliknya jadikanlah sebagai sarana belajar dan evaluasi untuk bangkit lagi, agar kejadian yang sama tidak terulang kepada kita.

Mengapa Pohon Jati begitu menarik ? Jati memang bisa tumbuh pada tanah yang tandus sekalipun dan bisa bertahan hidup pada lokasi dengan curah hujan yang sangat rendah, kebalikanya justru ditempat yang curah hujannya tinggi perkembangannya kurang baik disamping pertumbuhannya juga kualitas kayunya kurang bagus. Kayu Jati di Jawa Timur dan Jawa Tengah lebih baik dari Jawa Barat karena di Jawa Barat curah hujannya tinggi.


Jadi kita harus mampu bertahan hidup dalam situasi yang serba sulit dan serba kekurangan sumberdaya yang dianggap orang lain sulit untuk bertahan hal tersebut untuk menunjukan kualitas kita. Kalau kita dimanjakan dengan sumberdaya yang melimpah maka kita tidak akan berkembang dan kualitas kita tidak akan teruji.
Seperti yang diuraikan diatas, banyak manfaat dari pohon jati seperti kayu, ranting untuk kayu bakar, daunnya untuk bungkus, bahkan serangganya (ulat jati, kepongpong dan belalang) bisa dimakan bahkan ulat Jati katanya mempunyai kadar protein yang sangat tinggi.
Artinya seluruh potensi hidup kita (langkah kita, suara kita, tangan kita, mata kita) harus bermanfaat bagi semua orang disekeliling kita walaupun kita hidup di tempat yang sangat terbatas sumberdayanya. Kendatipun ada benalu/yang memanfaatkan kita atau yang ikut hidup pada diri kita, harus kita yakini bahwa mereka bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan kita.


Gambar : Jati mengugurkan daun pada musim kemarau
Pada musim kemarau jati mengugurkan daun 

Jati yang tumbuh dengan gagah dan kuat ternyata tidak sombong dan sangat toleren terhadap tumbuhan kecil disekelilingnya dan memberikan ruang tumbuh pada tumbuhan untuk berkembang pada separuh dari hidupnya. Jati melakukan semedi minimal 6 bulan setiap tahunnya agar kualitas kayunya semakin baik.
Segagah apapun kita selayaknya memberikan ruang untuk berkembangnya orang lain dibawah kita (baik dari sisi jabatan atau pola hidup / si kaya dan si miskin) agar mereka mampu bertahan hidup dan menghidupi lingkungannya.
Apakah kita mampu memberikan separo hidup kita untuk berkembangnya orang lain, seperti jati yang gugur daun pada musim kemarau dan tumbuh lagi pada musim hujan.


Menurut hasil penelitian kayu teras berwarna kecoklatan pada lingkaran tahun semakin baik kualitasnya apabila kemaraunya lebih lama dari musim hujan.
(catatan : apabila kayu kita potong melintang terdapat lingkaran tahun yang disebut kayu teras terbentuk pada musim kemarau dan kayu glubal warnanya coklat terang / agak putih yang terbentuk pada musim hujan).


Artinya seharusnya disaat sumberdaya kita minimal harus kita tunjukan kualitas kita sebagai manusia yang bermanfaat.


Untuk sampai masak tebang jati membutuhkan waktu paling tidak 40 tahun, bahkan di jawa Timur dan Jawa Tengah daur Jati mencapai 60 tahun dan ada yang 80 tahun. Jadi kayu jati yang kita gunakan saat ini adalah kayu-kayu yang ditanam oleh pendahulu kita, yang mungkin sekarang sudah tidak ada di dunia ini lagi. dan apabila kita menanam tidak mungkin kita akan ikut memanennya.


Ini mengajarkan kepada kita bahwa kita harus menghargai jerih payah pendahulu kita dalam menyiapkan kebahagiaan bagi hidup kita dan begitupun selanjutnya kita harus menyiapkan agar generasi kita nanti kita perlakukan dengan hal yang sama untuk menyongsong kebahagian bagi mereka.
Banyak dilakukan upaya oleh para peneliti kita dengan teknologi dan hasil penelitiannya untuk memperpendek daur jati (katanya bisa 15 tahun) dengan kualitas yang sama dengan daur / masak tebang umur 60 tahun dan 80 tahun.


Pertanyaannya mampukah kita dengan kondisi yang dimanjakan oleh semua elemen di lingkungan kita menyumbangkan pemikiran dan sumberdaya kita secepatnya pada lingkungan kita dengan kualitas yang sama ?




Dipersembahkan untuk para pemerhati lingkungan
posting oleh : Dadang Kadarsyah Rizal
2 September 2009


Sekilas tentang pohon Jati
Pohon Jati dengan nama latin tecnona grandis atau Teak (bahasa inggris) menjadi sering menjadi inspirasi penulisan karya-karya sastra seperti puisi, roman, dll. Banyak juga orang memberi nama anaknya dengan tectona atau grandis
Jati menurut kamus adalah sejenis pohon penghasil kayu, Berdaun besar, yang gugur di musim kemarau. bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40
Pohon jati (Tectona grandis) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun.

Jati menyebar luas mulai dari india, Myanmar, Laos. Kamboja, Thailand sampai ke Jawa. Jati tumbuh di hutan-hutan gugur, yang menggugurkan daun di musim kemarau.

Saat ini, sebagian besar lahan hutan jati di Jawa dikelola oleh Perhutani, sebuah perusahaan umum milik negara di bidang kehutanan. Luas lahan hutan Perhutani mencapai hampir seperempat luas Pulau Jawa. Luas lahan hutan jati Perhutani di Jawa mencapai sekitar 1,5 juta hektar. Ini nyaris setara dengan setengah luas lahan hutan Perhutani atau sekitar 11% luas Pulau Jawa.


Manfaat Pohon Jati
Jati digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal laut, Juga dalam konstruksi berat seperti jembatan dan bantalan rel. Di dalam rumah sebagai bahan baku furniture, kayu jati digunakan pula dalam struktur bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir. Dalam industri kayu sekarang, jati diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi wajah kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai. Selain itu juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture luar-rumah.

Ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.

Sebagian besar kebutuhan kayu jati dunia dipasok oleh Indonesia dan Myanmar.

Daun jati dimanfaatkan secara tradisional di Jawa sebagai pembungkus, termasuk pembungkus makanan. Nasi yang dibungkus dengan daun jati terasa lebih nikmat. Contohnya adalah nasi jamblang yang terkenal dari daerah Jamblang, Cirebon.
Daun jati juga banyak digunakan di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pembungkus tempe.

Berbagai jenis serangga hama jati juga sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan orang desa. Dua di antaranya adalah belalang jati (Jw. walang kayu), yang besar berwarna kecoklatan, dan ulat-jati (Endoclita). Ulat jati bahkan kerap dianggap makanan istimewa karena lezatnya. Ulat ini dikumpulkan menjelang musim hujan, di pagi hari ketika ulat-ulat itu bergelantungan turun dari pohon untuk mencari tempat untuk membentuk kepompong (Jw.ungkrung). Kepompong ulat jati pun turut dikumpulkan dan dimakan.

Perlunya memikirkan kelanjutan pengembangan pohon Jati
Kayu jati sangat terkenal untuk berbagai penggunaan karena kekuatan dan keawetannya. Namun karena pertumbuhannya sangat lambat menyebabkan keseimbangan antara penyediaan kayu jati dan kebutuhan industrinya menjadi tidak seimbang. Dua upaya dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut :
1. Memperpendek daur
2. Menanam klon unggulan yang tumbuh lebih cepat.


Lambat tapi pasti akhirnya klon unggul jati terbaik didunia (JPP) telah diketemukan oleh para rimbawan Puslitbang Perhutani yang telah dengan tekun dan tanpa mengenal lelah menjalankan tugasnya.
Pengujian selama 5 tahun adalah sama dengan 1/3 dari daur jati 15 tahun Secara kebetulan kurva sigmoid ( kurva pertumbuhan jati ) meningkat sampai dengan umur 10 – 15 tahun. Artinya bila dibiarkan lebih tua lagi berarti perolehan kayu karena pertumbuhan jati tiap tahun akan berkurang. Bila daur ditetapkan berdasar ”pertumbuhan maksimal” yang dipakai (15 tahun) maka pemakaian klon terbaik yang telah diketemukan menjadi paling kompetitif


Gambar :
Pohon Jati termahal di dunia, 1 pohon seharga 1 milyar (masuk rekor dunia), Pembeli : Saekoni


Mediator: Arini Ambarwati Wibowo
Pelunasan: 13 September 2007
Model Transaksi: Lelang Khusus, harga awal: Rp250 juta, volume batang: Taksasi Produksi Kayu 62,213 m3 (meter kubik), Nomor Pohon : 1130 dari 1766 pohon, Tinggi Batang: 42,1 meter, Lingkaran Pangkal Pohon: 700 Centimeter, Umur Pohon: 150 Tahun Lebih.
Tempat Tumbuh: Petak Hutan Nomor 1092 a, Luas Petak: 25,4 Ha. Tingkat Kesuburan Tanah: Bonita 4,5 berada Resort Pemangkuan Hutan (RPH): Temengeng, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH/Asper): Pasarsore Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH): Cepu
Alasan Penjualan : Pohon mati akibat sambaran petir


Diposting di blogku yang lama dk-rizal.blogspot.com      tgl 1 September 2009



Resah

Uh,.... kucoba telan bulat-bulat resah ini dan kubiarkan masuk terus ke tenggorokanku, mudah-mudahan kini sudah sampai dan bersemayam di dalam dada, biar dada ini sesak dengan segala resah yang ada.


Kucoba nikmati resah yang sudah ada dalam dada ini, .... uhhh, merdunya dentuman dada,... bergejolak dan terus bergejolak, seperti syair lagu yang terus berdetak-detak, bersemagat namun syairnya tak menentu.


Huhhhh .... kucoba tarik nafas dan kubuang dengan cepat.
Semua yang kulakukan untuk meghilangkan resah ini tak tercapai,... kucoba bersenandung,... eh malah terbayang masa lalu. Lalu kucoba lagu yang lain,... ah lumayan. Syair lagu ternyata berpengaruh juga pada rasa ini.

Seandainya bisa kusapa bahagiaku akan kusapa sampai pagi. Namun entahlah bahagiaku entah pergi kemana minggu-minggu ini,... mudah-mudahan dia akan kembali ada dalam dada ini dan tetap tinggal disini,... dalam dada ini, agar kubisa mengendalikan bila resah terpaksa harus kutelan bulat-bulat lagi.

  Bandung, 1 September 2009


diposting di blogku yang lama   dk-rizal.blogspot.com    tgl. 1 September 2009             

Harapan

Harapan,... apa sih harapan itu ?
Harapan adalah sesuatu yang belum ada pada kita, sesuatu yang belum ada pada tangan kita,... atau sesuatu yang belum kita miliki. Harapan itu bisa berupa barang, jabatan, atau seseorang yang kita inginkan untuk dekat dengan kita.

1. Harapan adalah mimpi kita
disaat kita yakin sulit memperolehnya, atau angan yang hanya bisa kita bayangkan saja dalam pikiran yang hanya dihidupkan dengan kata "seandainya", "andaikata", "bilamana". Namun harapan untuk yang satu ini mungkin ada yang hanya senang bila harapan itu bisa masuk dalam mimpi-mimpi indahnya saat tidur, tetapi ada yang nekat mencapainya dengan banyak memaksakan kehendaknya dan dengan cara apapun untuk memperolehnya.
2. Harapan adalah waktu
Harapan hanya tinggal menunggu waktu apabila sudah didepan mata. untuk harapan ini kita sudah punya potensi keyakinan untuk memperolehnya. kita udah memiliki uang untuk membeli barang yang kita harapkan, kita sudah memiliki keyakinan penuh untuk menjadikan seseorang dekat dengan kehidupan kita dan kita sudah melalui waktu yang cukup untuk memperoleh jabatan itu.

Namun harus tetap kita sadari bahwa harapan itu adalah sesuatu yang belum ada di tangan kita, walau sehebat apapun keyakinan kita untuk mendapatkannya dan keyakinan kita penuh tentang harapan itu tapi tetap belum ada pada tangan kita, dalam genggaman kita, jadi tetap saja masih berupa harapan. sehingga harapan satu dan dua sama saja seandainya harapan itu belum ada di tangan kita menjadi sebuah kenyataan.
Pengejaran kita terhadap harapan itu mempunyai nilai tersendiri dalam hati kita,... dalam keyakinan kita. Semakin sulit kita melakukan pengejaran terhadap harapan itu semakin berarti harapan itu bila kita telah dapat mencapainya.
Nilai arti pengejaran harapan itu tidak akan bisa dirasakan oleh orang lain selain diri kita sendiri. Apalagi pengejaran harapan itu menurut pandangan dan kemampuan kita sesuatu yang mustahil kita raih.

Apa pencapaian harapan itu akan membuat kita bahagia ?
Jawabannya pasti "belum tentu"
Pencapaian dan perjuangan kita untuk mencapai harapan itu belum tentu membuat kita bahagia bila kita sudah mendapatkan harapan kita itu, sehebat apapun pengejaran kita terhadap harapan itu, karena posisi harapan kita itu sudah ada pada tangan kita, dalam genggaman kita sehingga nilainya menjadi tidak berarti. Hal tersebut karena setelah mendapatkannya, kita mempunyai harapan lain yang tetap belum ada pada tangan kita, belum ada dalam genggaman kita dan terus begitu selama hidup kita.
Pengejaran terhadap harapan lain membuat harapan kita yang sudah kita raih kemarin menjadi tidak berarti lagi.
Sebagai ilustrasi :
Waktu kita SMP dulu melihat anak-anak SMA memakai celana panjang, harapan kita ingin segera ke SMA agar kita bisa pake celana panjang, tetapi ketika kita sudah ada di bangku SMA kita sudah punya harapan lain,… harapan kita (khusunya saya),…. Betapa senangnya jadi mahasiswa bisa pake baju bebas, tapi begitu kita meninjak bangku kuliah, kita punya harapan lagi,… enaknya bila udah dapat kerja ….. begitu selanjutnya …..

Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Hidup manusia penuh dengan harapan, disitulah kita bisa bertahan hidup selama ini. Untuk itu agar nilai harapan yang sudah kita raih dengan susah ataupun mudah itu harus kita syukuri sebagai anugrah yang telah kita capai.
Hidup harus kita syukuri seperti apa yang ada saat ini pada tangan kita, yang ada pada genggaman kita. Hidup dengan apa adanya pada pangkuan kita, bukan hidup tentang indahnya angan-angan kita dimasa lalu atau harapan kita dimasa depan, tapi cobalah kita menikmati hidup ini detik demi detik yang ada pada diri kita.
"he3,…. Bener teu sih ?"


Diposting : di blog  dk-rizal.blogspot.com    tanggal  29 Agustus 2009

Untuk Para Orangtua

Seorang wanita mendekap anaknya berkata "bicaralah pada kami perihal anak-anak... "

Maka orang bijakpun berkata :
"Putramu bukanlah putramu, mereka adalah putra-putri kehidupan yang mendambakan kehidupan mereka sendiri... mereka datang melalui kami, tapi tidak melalui kamu dan seorangpun diantara kamu,.... sungguhpun dari kamu mereka bukan lah milikmu.

Engkau dapat memberikan kasih sayangmu tapi  tidak pendirianmu, sebab mereka punya pendirian sendiri.
Engkau dapat memberikan hartamu tapi tidak keinginanmu, sebab mereka punya keinginan sendiri.

Akhirnya biarkanlah mereka tumbuh dengan kepribadiannya dengan pendiriannya dan keinginannya, kita sebagai orangtua hanya berkewajiban untuk membimbing dan mengarahkan agar pendirian dan kepribadiannya itu tidak salah penggunaannya.

Selamat Jalan Adikku (IDA FITRIASARI)

Deritanya itu terlalu lama,.... TUHAN
Mengapa ENGKAU berikan Cobaan padanya seberat itu
Apakah karena ENGKAU masih meragukan ketaatannya pada-MU
Apakah ENGKAU masih meragukan keikhlasanya pada-MU


Deritanya itu terlalu lama,.... TUHAN
Mengapa ENGKAU berikan cobaan padanya seberat itu
Apakah karena dia melakukan kesalahan yang sulit kau maafkan
sehingga harus ENGKAU uji lagi agar ENGKAU semakin yakin
Bahwa hambamu itu tetap taat kepada perintahmu....




Deritanya itu terlalu lama,.... TUHAN
Mengapa ENGKAU berikan Cobaan padanya seberat itu
Padahal hambamu itu tak pernah patah semangat untuk terus berusaha
untuk mencari ridhomu agar bisa sembuh seperti sediakala


Deritanya itu terlalu lama,.... TUHAN
Mengapa ENGKAU berikan Cobaan padanya seberat itu
Padahal anak-anaknya masih begitu belia untuk ditinggalkannya
anak-anaknya masih butuh belaian kasih sayangnya
anak-anaknya masih perlu bimbingan untuk selalu tunduk pada kebesaranMU



namun ini sudah terjadi,... kami ikhlas menerima kehendakMU
kami tak kan pernah meragukan keagunganMU
walau kami sadar,... banyak misteri tentang ENGKAU
tapi ENGKAU tetap kami agungkan dan mulyakan


Lalu kami berharap ........
terimalah adik kami ditempat yang indah dalam syurgaMU
Tabahkan dan bimbinglah anak-anaknya untuk tetap ada bersamaMU dan dijalanMU
Amien,..... Amien... ya robbal alamin....

Selamat Jalan Adikku,....
semoga apa yang kamu buktikan kepada ILAHHI tidak akan sia2

untuk keponakanku,...
Tiara dan Salman ibumu dipanggil duluan karena ALLAH mencintai ibumu
dan kami keluarga besar akan selalu ada bersamamu....








In Memorial :
Alm. IDA FITRIASARI,
28 Nopember 1970 - 11 Agustus 2009
(berjuang dari Penderitaan Kanker lidah dan leher selama 1,5 tahun)

Manusia Berarti

Menjadi manusia berarti,.. tak segampang kata-kata. Banyak yang telah kita lakukan selama hidup ini, namun kadang kala orang lain tak memandang kita sebagai orang yang turut berperan dalam membuat dirinya menjadi berarti. Yang disebut manusia berarti adalah manusia yang disaat tidak ada dalam suatu lingkungan atau dihadapan orang, maka lingkungan itu atau orang itu akan merasa kehilangan dan dibutuhkan.
Sepertinya demikian tapi kadang tidak juga seperti itu.

                                                                               Ilustrasi gambar :

Seorang kakek dan pemuda desa sekitar hutan setiap hari mencari kayu bakar di hutan sekitar rumahnya, kayu bakar tersebut sebagian dijual dan sebagian lagi digunakan untuk kebutuhan sendiri. Untuk memperolehnya terkadang harus berhadapan dengan petugas / polisi hutan (untuk memastikan apakah kayu2 tersebut bukan berasal dari tebangan liar dan atau kayu-kayu basah ?)
Sepintas tak ada arti apa-apa bagi orang yang melihat aktifitas mereka, namun bagi keluarganya mereka merupakan tulang punggung kehidupannya.


Terlalu naif apabila seseorang mengatakan bahwa hidupnya sudah tidak berarti lagi, sungguh dia termasuk orang yang sangat-sangat egois. Walau seorang yang sudah sebatangkarapun aku yakin kalau dia mau masih banyak orang-orang yang membutuhkannya.
Carilah sesuatu hal yang membuat hidupmu lebih hidup dan berarti, tidak harus jadi orang kaya dan banyak uang untuk melakukan itu. Yakinkan bahwa diri kita masih diberi waktu oleh TUHAN untuk melakukan hal-hal yang akan kita pertanggujawabkan kelak dikemudian hari.

Untuk membuat hidup kita ini lebih berwarna perlu kita cari apa yang memotivasi kita atau siapa yang membuat kita lebih semangat dalam menjalani hidup ini, bisa istri, suami, anak, teman, masa lalu, orangtua dll.
Bisakan kita mendapatkannya untuk selalu dekat dengan mereka ? kalau tidak bisa, biarkan mereka ada dalam hati kita saja dan kobarkan semangat bahwa orang itupun melakukan hal yang sama untuk kita.


DK-Rizal
Bandung, 14 Agustus 2009